Wisata Mojokerto

AIR PANAS/ BANYU PANAS
Wisata Pemandian Air Panas Pacet berlokasi di lereng gunung Welirang, Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.Pacet terkenal sebagai kawasan wisata pegunungan di Kabupaten Mojokerto yang terletak ±600 m dari permukaan laut. yang mudah dijangkau, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Sepanjang perjalanan menuju lokasi dipenuhi dengan pemandangan alam yang tak kalah elok. Jajaran bukit, aliran sungai bening yang mengalir dan hutan perawan yang masih asri terbentang luas menyambut kedatangan wisatawan yang ingin menikmati pemandangan di sekitar lokasi pariwisata.


PEMANDIAN UBALAN
Pemandian Ubalan terletak di Desa Pacet, Kecamatan Pacet, berjarak sekitar 1 kilometer dari pusat kota Pacet. Daya tarik wisata Sumber Ubalan berupa hutan lindung alami dengan berbagai jenis pohon hutan yang luasnya kurang lebih 10 Ha disamping itu airnya berasal dari sumber air di tengah hutan yang berhawa sejuk. Obyek utamanya berupa kolam renang dari sumber alami pegunungan, dilengkapi pula dengan taman bermain, wisata sepeda air, dan panggung hiburan, yang dilengkapi berbagai fasilitas, antara lain : musholla, restoran, penginapan, gazebo dan areal parkir yang cukup luas.


CANDI TIKUS
Kolam pemandian Candi Tikus adalah kolam pemandian ritual (petirtaan). Kolam ini mungkin menjadi temuan arkeologi paling menarik di Trowulan. Nama Candi Tikus diberikan karena pada saat ditemukan tahun 1914, situs ini menjadi sarang tikus. Dipugar menjadi kondisi sekarang ini pada tahun 1985 dan 1989, kompleks pemandian yang terbuat dari bata merah ini berbentuk cekungan wadah berbentuk bujur sangkar. Di sisi utara terdapat sebuah tangga menuju dasar kolam. Struktur utama yang menonjol dari dinding selatan diperkirakan mengambil bentuk gunung legendaris Mahameru. Bangunan yang tidak lagi lengkap ini berbentuk teras-teras persegi yang dimahkotai menara-menara yang ditata dalam susunan yang konsentris yang menjadi titik tertinggi bangunan ini.


CANDI BAJANG RATU
Tidak jauh dari Candi Tikus, di kecamatan Keraton berdiri gapura Bajang Ratu, sebuah gapura paduraksa anggun dari bahan bata merah yang diperkirakan dibangun pada pertengahan abad ke-14 M. Bentuk bangunan ini ramping menjulang setinggi 16,5 meter yang bagian atapnya menampilkan ukiran hiasan yang rumit. Bajang Ratu dalam bahasa Jawa berarti Raja (bangsawan) yang kerdil atau cacat. Tradisi masyarakat sekitar mengkaitkan keberadaan gapura ini dengan Raja Jayanegara, raja kedua Majapahit. Berdasarkan legenda ketika kecil Raja Jayanegara terjatuh di gapura ini dan mengakibatkan cacat pada tubuhnya. Nama ini mungkin juga berarti "Raja Cilik" karena Jayanegara naik takhta pada usia yang sangat muda. Sejarahwan mengkaitkan gapura ini dengan Çrenggapura (Çri Ranggapura) atau Kapopongan di Antawulan (Trowulan), sebuah tempat suci yang disebutkan dalam Negarakertagama sebagai pedharmaan (tempat suci) yang dipersembahkan untuk arwah Jayanegara yang wafat pada 1328.


KOLAM SEGARAN 
Kolam Segaran adalah kolam besar berbentuk persegi panjang dengan ukuran 800 x 500 meter persegi. Nama Segaran berasal dari bahasa Jawa 'segara' yang berarti 'laut', mungkin masyarakat setempat mengibaratkan kolam besar ini sebagai miniatur laut. Tembok dan tanggul bata merah mengelilingi kolam yang sekaligus memberi bentuk pada kolam tersebut. Saat ditemukan oleh Maclain Pont pada tahun 1926, struktur tanggul dan tembok bata merah tertimbun tanah dan lumpur. Pemugaran dilakukan beberapa tahun kemudian dan kini kolam Segaran difungsikan oleh masyarakat setempat sebagai tempat rekreasi dan kolam pemancingan. Fungsi asli kolam ini belum diketahui, akan tetapi penelitian menunjukkan bahwa kolam ini memiliki beberapa fungsi, antar lain sebagai kolam penampungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk kota Majapahit yang padat, terutama pada saat musim kemarau. Dugaan populer lainnya adalah kolam ini digunakan sebagai tempat mandi dan kolam latihan renang prajurit Majapahit, disamping itu kolam ini diduga menjadi bagian taman hiburan tempat para bangsawan Majapahit menjamu para duta dan tamu kerajaan.


MAKAM TROLOYO
Di kecamatan Troloyo ditemukan beberapa batu nisan bercorak Islam. kebanyakan batu nisan berangka tahun 1350 dan 1478. Temuan ini membuktikan bahwa komunitas muslim bukan hanya telah hadir di Jawa pada pertengahan abad ke-14, tapi juga sebagai bukti bahwa agama Islam telah diakui dan dianut oleh sebagian kecil penduduk ibu kota Majapahit. Penduduk setempat percaya bahwa di makam Troloyo terdapat makam Raden Wijaya, dan setiap Jumat Legi diadakan ziarah di makam ini.


MUSIUM TROWULAN
Museum Trowulan adalah museum yang istimewa karena 80% koleksi museum ini adalah peninggalan zaman Majapahit. Menarik sekali mengunjungi tempat ini, karena di museum ini terdapat relief dan patung yang menggambarkan kegiatan perdagangan dengan pedagang Cina. Pengunjung museum juga bisa melihat koleksi uang kepeng dan kelereng tanah liat dari zaman Majapahit. Selain itu di sini juga dijumpai banyak arca dan prasasti yang dikumpulkan dari berbagai penjuru tempat bersejarah, karena memang fungsi utama Museum Trowulan adalah menyelamatkan benda-benda purbakala, terutama artefak dan arca. Di museum ini, terdapat sekitar 80 ribu koleksi benda purbakala, mulai periode prasejarah, periode klasik (zaman Hindu dan Budha), periode Islam, hingga periode kolonial. Salah satu arca yang menarik bagi pengunjungnya adalah arca Wisnu yang sedang mengendarai Garuda. Arca yang dibuat pada masa Kerajaan Kediri ini dipercaya sebagai titisan Raja Airlangga. Arca ini juga menyimpan banyak cerita mulai dari Gunung Penanggungan sampai pada sang Garuda, sosok burung berbadan manusia.